Metode drill adalah metode belajar dengan menekankan pada aspek psikomotorik siswa yang dilakukan berulang-ulang dalam mempelajari suatu pengetahuan atau materi, dan menekankan kegiatan belajar dikelas dengan objek utama adalah siswa melaksanakan latihan yang bersifat berulang-ulang untuk melatih kemampuan siswa menjadi lebih baik. Sebagai sebuah metode, drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan, serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan mengembangkan bakat/ inisiatif siswa untuk berpikir, hendaknya guru memerhatikan tingkat kewajaran
Metode ini memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk berlatih keterampilan dan kemampuan. Metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi sifat permanen. Ciri khas dari metode drill adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama, dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau keterampilan-siap yang setiap saat siap untuk dipergunakan.
Merupakan suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Latihan digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis; permainan; perbuatan dan lain-lain. Melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan; penggunaan rumus-rumus, dan lain-lain. Untuk melatih hubungan, tanggapan seperti penggunaan bahasa; grafik; simbol peta dan lain-lain. Dimana tujuan metode ini adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan; keterampilan tentang suatu pengetahuan yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis dan siap di pergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Dalam strategi belajar mengajar, teknik metode ini biasanya dipergunakan dengan tujuan agar:
-memiliki keterampilan seperti menghafal kata-kata; menulis; mempergunakan alat atau membuat suatu benda.
-mengembangkan kecakapan intelekual seperti mengalikan; membagi; menjumlahkan; mengurangi atau menarik akar dalam hitungan mencongak.
-mengenal benda atau bentuk dalam pelajaran matematika; ilmu pasti; ilmu kimia; tanda baca dan sebagainya.
-mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan hal lain
Dapat di simpulkan bahwa tujuan dari metode drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat, berfungsi untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan serta usaha untuk memperoleh ketangkasan, ketetapan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang di pelajari.
Kelebihan :
-memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
-memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
-memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam ingatan peserta didik, karena seluruh pikiran, kemauan dan dikonsentrasikan pada pelajran yang dilatihnya. Peserta didik akan dapat menggunakan daya pikir dengan lebih baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga, hal ini dapat menghemat waktu belajar peserta didik.
Kelemahan :
-tekanan yang lebih berat, yang diberikan membuat peserta didik merasa bosan atau jengkel akan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar atau latihan menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan,
-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan,membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis,
-latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri siswa, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
Posting Komentar untuk "Metode Belajar dengan Cara Latihan Terus Menerus"